Kamis, 02 Januari 2014

Dollar Diprediksikan Tembus Level Rp 13.000 Di Tahun 2014


Dolar AS terus menguat terhadap rupiah akhir tahun 2013 ini. Akankah dolar menembus level Rp 13.000 di tahun 2014 nanti?
“Sepertinya level Rp 13.000/US$ akan terlihat di awal tahun depan. Apalagi jika benar AS akan menghentikan stimulus. Saat ini stimulus masih berjalan meski berkurang menjadi U$ 75 miliar per bulan,” kata Senior Analyst dan Corporate Trainer PT Millennium Penata Futures, Suluh Adil Wicaksono ketika berbincang dengan detikFinance, Minggu (25/12/2013)
Dijelaskan Suluh, faktor eksternal lebih dominan mempengaruhi nilai tukar rupiah. Apalagi ditambah faktor internal seperti current account dan neraca perdagangan yang kurang baik.
Ia menceritakan, rupiah melemah untuk pertama kalinya di bulan Agustus-September 2013 kemarin yang menembus level Rp 9.500-10.000/US$.
“BI masih adem ayem dan menggunakan cadangan devisa kita untuk melakukan intervensi rupiah. Kemudian menaikkan tingkat suku bunga untuk mengerem pelepasan rupiah. Tetapi nampaknya belum efektif,” kata Dia.
Kemudian pada November-Desember 2013 rupiah terus melemah membentuk equilibrium baru dari Rp 10.000/US$ menjadi Rp 11.000/US$. Dan saat ini di Rp 12.200/US$.
“Inflasi yang tinggi hingga 8,3% membuat BI dan pemerintah lebih waspada dalam mengeluarkan kebijakan. Defisit neraca perdagangan beberapa bulan terakhir membuat pertumbuhan ekonomi kita hanya dikisaran 5%. Rupiah terlihat tertekan terhadap dolar. Permintaan dolar di akhir tahun meningkat membuat rupiah semakin terpuruk,” tuturnya.

Analisis :
Dollar pada tahun 2014 di prediksi akan tembus level Rp 13000. Dengan melemahnya rupiah pada tahun 2013 yaitu di bulan Agustus-September 2013 kemarin yang menembus level Rp 9.500-10.000/US$.  Kemudian pada November-Desember 2013 rupiah terus melemah membentuk equilibrium baru dari Rp 10.000/US$ menjadi Rp 11.000/US$, saat ini di Rp 12.200/US$. Dengan keadaan seperti itu Bank Indonesia dan pemerintah harus lebih waspada dalam mengeluarkan kebijakan. Inflasi yang tinggi mencapai 8,3 % memyebabkan defisit neraca perdagangan beberapa bulan terakhir membuat pertumbuhan ekonomi hanya berkisar 5%. Keadaan seperti ini membuat rupiah tertekan terhadap dollar karena permintaan dollar di akhir tahun terus meningkat membuat rupiah semakin terpuruk. Kalau memang hal ini benar terjadi akan sangat berpengaruh dan menganggu masyarakat kecil. Indonesia akan semakin terpuruk dan Banyak para pihak yang merasa keberatan dengan keadaan ini. Naiknya dollar ini berdampak buruk untuk masyarakat di Indonesia. Hal ini harus dicegah, karena kita juga harus benar-benar memikirkan factor eksternal maupun internal agar semua masyarakat merasakan keadilan dan hak yang sama yang seharusnya mereka dapat tidak hanya memandang dari satu arah ajah dan memikirkan kepentingan pribadi.

Sumber : www.beritakaget.com
                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar