Selasa, 31 Desember 2013

Jamsostek Sediakan Rp 200 Miliar Untuk Rumah Murah


PT Jamsostek (Persero) telah menyiapkan dana sebesar Rp 200 miliar untuk memfasilitasi pesertanya memiliki rumah murah dan terjangkau. Jumlah uang itu diberikan untuk membantu peserta Jamsostek menyicil uang muka dan pinjaman KPR dengan platform sampai dengan Rp 50 juta dengan tingkat bunga 6% dengan waktu 15 tahun.
“Kita mau menurunkan bunga sampa 5 persen dengan jangka waktu 15 tahun. Rp 200 miliar ini sebagai tambahan sebagai peserta Jamsostek. Kalau ingin dapat uang muka perumahan jadilah peserta Jamsostek,” kata Direktur Utama Jamsostek Elvyn G Masassya usai acara Penandatanganan Nota Kesepahaman Tentang Penyediaan Rumah Bagi Peserta Jamsostek dengan Fasilitas KPR, di Menara BTN, Jakarta, Senin (1/4/2013).
Dia mengatakan, hal itu dilakukan untuk mendukung kebutuhan perumahan masyarakat yang mencapai 1 juta unit rumah per tahun, sementara kebutuhan itu hanya bisa terpenuhi 400 ribu unit.
Elvyn menyebutkan, sepanjang 2012 saja, pihaknya sudah menyalurkan Rp 800 miliar uang muka perumahan kepada 87 ribu peserta Jamsostek.
Peserta Jamsostek yang berhak menerima fasilitas pinjaman ini adalah mereka yang sudah menjadi peserta Jamsostek minimal satu tahun.
“Fasilitas ini bisa untuk uang muka rumah murah melalui FLPP seharga Rp 200-300 juta dan rumah terjangkau yang di atas FLPP di atas Rp 300 juta baik vertikal maupun landed house,” terangnya.
Nantinya, kata dia, implementasi kerjasama ini akan bekerjasama dengan developer khususnya di 3 wilayah Jabodetabek, Jabar dan Jatim.
“Kita akan membangun available housing adalah rumah dengan harga terjangkau. BTN adalah bank BUMN ke-4 kerjasama dengan Jamsostek untuk melayani jasa-jasa perbankan Jamsostek, khususnya dalam hal pencairan klaim,” paparnya.
Sementara itu, Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, pihaknya masih akan mengkaji berapa besaran bunga yang akan diberikan untuk peserta Jamsostek untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
“Kita masih akan hitung dulu, yang pasti tidak di bawah bunga KPR yang FLPP,” kata Maryono.
 
Analisis :
Jamsostek menyediakan dana sebesar 200 milyar untuk rumah murah khusus peserta jamsostek. Solusi ini menarik, kebijakan  seperti ini jarang kita dapat di jaminan-jaminan lain yang bersedia menyiapkan dana untuk para penggunanya. Hal ini membuktikan bahwa jamsostek tidak hanya mmentingkan keuntungan perusahaan saja tetapi jamsostek juga mementingkan pesertanya yang setia menggunakan jaminan ini. Dengan adanya kebijakan ini  dapat membantu para peserta jamsostek untuk mempunyai rumah pribadi dalam bentuk pinjaman KPR. Tidak semua pengguna jamsostek dari golongan atas semua tetapi banyak juga mereka yang dari golongan menengah, ini dapat meringankan beban mereka  karena bunga yang tidak terlalu tinggi setiap bulanya dan otomatis cicilan dapat tejangkau oleh semua kalangan dan dapat mewujudkan impian mereka. Jamsostek mau menurunkan bunga sampa 5 persen dengan jangka waktu 15 tahun, hal itu dilakukan untuk mendukung kebutuhan perumahan masyarakat yang mencapai 1 juta unit rumah per tahun, sementara kebutuhan itu hanya bisa terpenuhi 400 ribu unit. Persyaratan yang ditetapkan jamsostek juga tidak sulit hanya Peserta  Jamsostek yang berhak menerima fasilitas pinjaman ini adalah mereka yang sudah menjadi peserta Jamsostek minimal satu tahun. Fasilitas ini bisa untuk uang muka rumah murah melalui FLPP seharga Rp 200-300 juta dan rumah terjangkau yang di atas FLPP di atas Rp 300 juta baik vertikal maupun landed house.

Sumber : www.beritakaget.com

Investasi Reksa Dana Hanya Memerlukan Rp 200.000 Per Bulan


Saat ini untuk investasi reksa dana tidak perlu dana besar, cukup dengan Rp 200.000 per bulan masyarakat sudah berinvestasi dengan mudah.
Marketing PT Sinarmas Sekuritas Ari Eko mengatakan ada namanya reksa dana campuran, investasi ini bisa menjadi pilihan ditengah kondisi pasar saham yang terus turun tajam, bahkan investasi ini bisa dialihkan ke deposito atau obligasi.
“Dengan investasi reksa dana campuran ini, cukup Rp 200.000 per bulan, investor bisa meraih total dana sebesar Rp 133.701.352 selama 15 tahun dengan asumsi return rata-rata 15% per tahun,” ungkap Ari yang ditemui detikFinance disela acara Indonesia Financial Expo & Program (IFEF) 2013, di Jakarta Convention Center (JCC), Minggu (6/10/2013).
Mengapa bisa mendapatkan dana ratusan juta dalam 15 tahun hanya dengan investasi Rp 200.000 per bulan?
“Misal investor melakukan penempatan sebesar Rp 200 ribu per bulan selama 15 tahun. Jadi perhitungannya Rp 200.000 x 12 bulan x 15 tahun= Rp 36 juta. Selama 15 tahun keuntungan nasabah sebesar Rp 97.701.352 jadi hasil investasi sebesar Rp 133.701.352,” jelas Ari.
Ditambahkan Ari, untuk memulai berinvestasi reksa dana di Sinarmas Sekuritas, nasabah bisa dengan mulai membuka rekening Sinarmas secara gratis. Setoran bisa dilakukan autodebet setiap bulannya.
“Bisa dengan membuka rekening Sinarmas dulu gratis dan langsung daftar produk reksa dana campuran Simas Satu, setoran auto debet jadi praktis,” ujar dia.

Analisis :
Investasi reksa dana campuran  hanya  Rp 200 ribu perbulan akan mendapatkan keuntungan dana ratusan juta dalam 15 tahun. Tawaran investasi ini sangat menarik dan saya yakin banyak masyarakat yang berminat untuk mencoba investasi tersebut. Salah satu solusi yang baik untuk memperbaiki keadaan pasar saham yang terus turun tajam, investasi ini dapat dialihkan  kedalam deposito atau obligasi. Dengan investasi reksa dana campuran ini, cukup Rp 200.000 per bulan, investor bisa meraih total dana sebesar Rp 133.701.352 selama 15 tahun dengan asumsi return rata-rata 15% per tahun. Untuk memulai berinvestasi reksa dana di sinarmas sekuritas, nasabah bisa dengan mulai membuka rekening sinarmas secara gratis lalu daftar produk reksa dana campuran simas satu, setoran bisa dilakukan auto debet setiap bulanya. Untuk mengahadapi keaddan pasar saham yang sedang terpuruk oleh aksi jual investor asing, investasi ini dapat ditawarkan kepada nasabah bertujuan untuk membantu mereka untuk mengamankan dananya dengan mengurangi beban mereka karena biaya perbulan yang dikeluarkan hanya Rp.200 ribu dan nasabah dapat merasakan keuntunganya dalam 15 tahun.

Sumber : www.beritakaget.com

Dollar Menguat Di Kisaran Rp 11.500 Sampai Akhir Tahun Ini


Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah akan berputar di kisaran Rp 11.500 sampai akhir tahun ini. Dolar diprediksi terus menguat namun tidak akan sampai tembus Rp 12.000 seperti waktu krisis 2008.
Pengamat Pasar Uang Farial Anwar mengatakan, Bank Indonesia (BI) seharusnya sudah turun tangan untuk menahan penguatan dolar ini dengan memberikan instrumen investasi yang bisa menarik asing.
“Memang mengherankan banyak orang ini, kami pikir guncangan terhadap rupiah beberapa waktu lalu sudah selesai ternyata kembali lagi. Naiknya suku bunga (BI Rate) juga tidak berpengaruh,” ujarnya kepada detikFinance, Kamis (21/11/2013).
Ia memprediksi pelemahan rupiah ini masih akan berlanjut sampai akhir tahun. Dolar AS masih akan menguat namun tidak sampai tembus Rp 12.000 seperti pada masa krisis, namun akan berputar di kisaran Rp 11.500 per dolar AS.
“Kalau mengharapkan di bawah Rp 11.500 itu sulit, karena banyak problem kita. BI naikkan suku bunga gagal, malah jadi nambah problem. Inflasi juga masih tinggi sejak pertengahan tahun. Belum lagi defisit,” ujarnya.
“Harapannya tidak sampai Rp 12.000 karena dampaknya akan menganggu ke semuanya. Kalau ada yang bilang itu bagus untuk eksportir itu salah karena duit hasil ekspornya juga diparkir di luar (negeri),” tambahnya.
Menurut Farial, harus ada instrumen investasi yang lebih menarik lagi untuk menarik dana asing masuk ke dalam negeri. Bank sentral juga bisa mengubah kebijakan investasi yang selama ini ada jadi lebih menarik.
“Satu-satunya yang bisa membuat rupiah menguat adalah masuknya dolar (AS) ke Indonesia. BI kan bisa bikin SBI jadi lebih menarik supaya asing masuk lagi, karena kita ini sangat tergantung asing,” ucapnya.
Seperti diketahui, pagi tadi dolar dibuka di posisi Rp 11.700. Setelah itu dolar terus menguat sampai ke posisi tertingginya hari ini di Rp 11.715.

Analisis :
Sampai akhir tahun nanti,Dollar semakin menguat dikisaran 11.500 . Dengan menguatnya dollar menjadi 11.500 saat ini sangat berpengaruh dan mengganggu  masyarakat kecil. Banyak para pihak yang merasa keberatan dengan keadaan ini. Naiknya dollar ini berdampak buruk untuk masyarakat di Indonesia , contohnya yaitu  naiknya harga BBM dan sembako dimana-mana membuat masyarakat kecil semakin merasa terpuruk dengan keadaan ini. Seharusnya dengan keadaan seperti ini Bank Indonesia (BI) sudah turun tangan untuk menahan penguatan dolar ini dengan memberikan instrumen investasi yang bisa menarik asing. Harus ada instrumen investasi yang lebih menarik lagi untuk menarik dana asing masuk ke dalam negeri. Bank sentral juga bisa mengubah kebijakan investasi yang selama ini ada jadi lebih menarik. Jangan sampai dollar terus menguat hingga 12.000,ini harus dicegah, karena kita juga harus benar-benar memikirkan factor eksternal maupun internal agar semua masyarakat merasakan keadilan dan hak yang sama yang seharusnya mereka dapat tidak hanya memandang dari satu arah ajah dan memikirkan kepentingan pribadi.

Sumber : www.beritakaget.com

Aksi Jual Investor Asing, IHSG Berkurang 24 Poin


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berkurang 24 poin gara-gara aksi jual yang dilakukan investor asing. Pemodal asing banyak melepas saham sampai jual bersih senilai lebih dari Rp 500 miliar.
Sementara nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup 11.700 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan kemarin di Rp 11.645 per dolar AS.
Dolar sempat menguat hingga ke posisi tertingginya hari ini di Rp 11.725 per dolar AS. Terakhir kali dolar sampai di kisaran itu saat krisis 2008 lalu.
Membuka perdagangan pagi tadi, IHSG berkurang 30,776 poin (0,71%) ke level 4.321,322 melanjutkan pelemahan kemarin gara-gara tekanan jual yang masih tinggi. Investor asing pilih hengkang sejenak dari lantai bursa.
Tekanan jual langsung muncul lagi sejak pembukaan perdagangan. Hampir seluruh indeks sektoral di lantai bursa kena koreksi yang cukup dalam.
Pada penutupan perdagangan sesi I, IHSG terpangkas 35,131 poin (0,81%) ke level 4.315,655 akibat tekanan jual di saham unggulan yang cukup tinggi. Untungnya indeks masih bertahan di level 4.300 meski hampir saja jatuh lebih dalam lagi.
Indeks sama sekali tidak singgah ke zona hijau sejak pembukaan perdagangan pagi tadi. Indeks malah terus meluncur tajam hingga ke posisi terendahnya di 4.300,134.

Analisis :
Akibat aksi jual yang dilakukan investor asing Indeks harga saham gabungan  (IHSG) berkurang 24 poin. Aksi ini sangat memberikan dampak yang buruk bagi perdagangan saham di Indonesia. Nilai tukar dolar menguat ke posisi tertingginya hari ini di Rp 11.725 per dolar AS yang artinya pada posisi tersebut perdagangan di indonesia sedang mengalami keterpurukan, karena pada posisi tersebut di tahun 2008 lalu dolar sampai di kisaran itu saat krisis. Dampak lain yaitu terdapat tekanan jual langsung sejak pembukaan perdagangan. Hampir seluruh indeks sektoral di lantai bursa kena koreksi yang cukup dalam. Dengan keadaan yang seperti ini seharusnya indeks menutup perdagangan untuk sementara waktu sampai keadaan kembali normal seperti semula ini bertujuan agar poin yang telah dikumpulkan selama ini tidak terus berkurang. Kalau  indeks terus memaksakan untuk terus membuka perdagangan sampai hari ini, maka indeks akan terus meluncur tajam hingga ke posisi terendah dan ini akan membuat indeks jatuh lebih dalam lagi.

Sumber : www.beritakaget.com

Dolar Naik, Indonesia Beralih Ke Mata Uang China “Yuan”


Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menunjukan pelemahan. Ketergantungan rupiah terhadap dolar terjadi karena perdagangan di Indonesia yang masih menggunakan dolar AS.
Bagaimana kalau beralih ke mata uang China, yaitu Yuan? Bank Indonesia menilai yuan sangat cocok jika digunakan untuk acuan perdagangan Indonesia. Pasalnya perdagangan terbesar kedua saat ini adalah dengan China.
“Indonesia bisa saja beralih ke yuan. Cukup layak karena perdaganga kita banyak sekarang dengan China. Apapun impor kita sekarang banyak dari China. Jadi Kenapa kita nggak pakai yuan,” ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Difi Johansyah, dalam diskusi seputar nilai tukar di Hotel Trans Luxury, Bandung, Sabtu (7/12/2013)
Dalam perdagangan Indonesia-China, saat ini masih dipergunakan mata uang dolar. Padahal ada kerugian ketika menggunakan dolar. Karena ada 2 tahapan konversi yang dilalui.
“Kalau membeli barang dari China, kita sekarang pakai dolar. Nah, dari rupiah kita konversi ke dolar dan dari dolar itu dialihkan ke yuan. Saat konversi ada cost-nya. Sehingga nilai jadi lebih besar,” sebutnya.
Selain itu, untuk negara-negara di luar Indonesia juga cukup banyak menggunakan yuan. Buktinya Lembaga Society Worldwide mencatat mata uang yuan berada pada urutan kedua yang digunakan pada perdagangan di dunia.
“Jika yuan menjadi mata uang perdagangan internasional, itu akan menjadi mudah. Makanya kita bisa langsung pakai yuan,” tegas Difi.
Yuan berhasil menyalip Euro meskipun masih berada di bawah dolar. Pertimbangan dolar menjadi acuan mata uang untuk Indonesia, saat ini adalah karena hampir seluruh negara menggunakannya. Akan tetapi, jika fluktuasinya merugikan mata uang lain, maka layak mencari alternatif lain.
“Kenapa pakai dolar, karena dolar itu ada di mana-mana. Tapi problem-nya sekarang adalah volatile. Sekarang dolar perkasa, dua tahun lalu juga jungkir balik,” ungkapnya.

Analisisnya :
Karena dollar selalu mengalami kenaikan , maka Indonesia disarankan untuk beralih menggunakan mata uang china yaitu yuan. Menurut saya, dengan beralihnya Indonesia ke mata uang china atau yuan sangat cocok digunakan untuk sementara perdagangan Indonesia. Indonesia harus berdiri sendiri tidak boleh bergantung kepada sistem keuangan Negara lain secara global contohnya yaitu terhadap dollar amerika. Karena hal ini dapat berdampak buruk untuk sistem keuangan di Indonesia itu sendiri. Jika Indonesia terlalu bergantung terhadap mata uang dollar atau yuan ketika sistem keauangan di amerika atau di china mengalami kelemahan atau terjadi krisis ekonomi maka akan berdampak buruk terhadap Indonesia mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi secara global.  Mungkin alternative lain untuk sementara dengan melemahnya dollar, kita dapat beralih kemata uang china yaitu yuan. Selain itu, untuk negara-negara di luar Indonesia juga cukup banyak menggunakan yuan. Buktinya Lembaga Society Worldwide mencatat mata uang yuan berada pada urutan kedua yang digunakan pada perdagangan di dunia. Yuan cukup layak digunakan karena perdaganga kita banyak sekarang dengan China. Apapun impor kita sekarang banyak dari China. Tetapi setelah dollar kembali normal Indonesia dapat beralih lagi menggunakan 

sumber : www.beritakaget.com