Nilai tukar dolar
Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah akan berputar di kisaran Rp 11.500 sampai
akhir tahun ini. Dolar diprediksi terus menguat namun tidak akan sampai tembus
Rp 12.000 seperti waktu krisis 2008.
Pengamat Pasar
Uang Farial Anwar mengatakan, Bank Indonesia (BI) seharusnya sudah turun tangan
untuk menahan penguatan dolar ini dengan memberikan instrumen investasi yang
bisa menarik asing.
“Memang
mengherankan banyak orang ini, kami pikir guncangan terhadap rupiah beberapa
waktu lalu sudah selesai ternyata kembali lagi. Naiknya suku bunga (BI Rate)
juga tidak berpengaruh,” ujarnya kepada detikFinance, Kamis (21/11/2013).
Ia memprediksi
pelemahan rupiah ini masih akan berlanjut sampai akhir tahun. Dolar AS masih
akan menguat namun tidak sampai tembus Rp 12.000 seperti pada masa krisis,
namun akan berputar di kisaran Rp 11.500 per dolar AS.
“Kalau
mengharapkan di bawah Rp 11.500 itu sulit, karena banyak problem kita. BI
naikkan suku bunga gagal, malah jadi nambah problem. Inflasi juga masih tinggi
sejak pertengahan tahun. Belum lagi defisit,” ujarnya.
“Harapannya tidak
sampai Rp 12.000 karena dampaknya akan menganggu ke semuanya. Kalau ada yang
bilang itu bagus untuk eksportir itu salah karena duit hasil ekspornya juga
diparkir di luar (negeri),” tambahnya.
Menurut Farial,
harus ada instrumen investasi yang lebih menarik lagi untuk menarik dana asing
masuk ke dalam negeri. Bank sentral juga bisa mengubah kebijakan investasi yang
selama ini ada jadi lebih menarik.
“Satu-satunya yang
bisa membuat rupiah menguat adalah masuknya dolar (AS) ke Indonesia. BI kan
bisa bikin SBI jadi lebih menarik supaya asing masuk lagi, karena kita ini
sangat tergantung asing,” ucapnya.
Seperti diketahui,
pagi tadi dolar dibuka di posisi Rp 11.700. Setelah itu dolar terus menguat
sampai ke posisi tertingginya hari ini di Rp 11.715.
Analisis :
Sampai akhir tahun
nanti,Dollar semakin menguat dikisaran 11.500 . Dengan menguatnya dollar
menjadi 11.500 saat ini sangat berpengaruh dan mengganggu masyarakat kecil. Banyak para pihak yang
merasa keberatan dengan keadaan ini. Naiknya dollar ini berdampak buruk untuk
masyarakat di Indonesia , contohnya yaitu
naiknya harga BBM dan sembako dimana-mana membuat masyarakat kecil
semakin merasa terpuruk dengan keadaan ini. Seharusnya dengan keadaan seperti
ini Bank Indonesia (BI) sudah turun tangan untuk menahan penguatan dolar ini
dengan memberikan instrumen investasi yang bisa menarik asing. Harus ada
instrumen investasi yang lebih menarik lagi untuk menarik dana asing masuk ke
dalam negeri. Bank sentral juga bisa mengubah kebijakan investasi yang selama
ini ada jadi lebih menarik. Jangan sampai dollar terus menguat hingga
12.000,ini harus dicegah, karena kita juga harus benar-benar memikirkan factor
eksternal maupun internal agar semua masyarakat merasakan keadilan dan hak yang
sama yang seharusnya mereka dapat tidak hanya memandang dari satu arah ajah dan
memikirkan kepentingan pribadi.
Sumber : www.beritakaget.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar