Rabu, 02 Mei 2012

PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH


            I.                      PENDAHULUAN

Pembangunan perekonomian daerah adalah suatu proses, proses dimana pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya harus saling bekerja sama dalam  menggunakan sumber daya yang ada dan harus mampu menaksir potensi daya-sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah.
Tujuan dari pembangunan perekonomian di derah ini adalah untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam pencapaian upaya ini pemerintah dan masyarakatnya harus mengambil insiatif untuk pembangunan daerah tersebut dalam mencapai kesejahteraan masyaraktnya.

II.           Landasan Teori

Kebijakan pembangunan ekonomi pada umumnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti seluas-luasnya. Pembangunan ekonomi dikatakan dapat meningkat apabila adanya pertumbuhan ekonomi. Pada umumnya teori-teori tentang pembangunan ekonomi membahas tentang metode dalam menganalisis perekonomian suatu negara/daerah  dan teori-teori tentang berbagai macam faktor yang dapat menentukan pertumbuhan ekonomi nasional/regional.
1.             Teori Pertumbuhan Ekonomi
Menurut teori pertumbuhan yang dikemukakan oleh Adam Smith bahwa masyarakat akan bergerak dari masyarakat tradisional ke masyarakat modern yang kapitalis. Dalam prosesnya, pertumbuhan ekonomi akan semakin terpacu dengan adanya sistem pembagian kerja antar pelaku ekonomi.
Pembagian kerja merupakan titik sentral dalam upaya meningkatkan produktivitas tenaga kerja.
Teori pertumbuhan yang dikemukakan oleh Walt Whitman Rostow didasarkan pada pengalaman pembangunan yang telah dialami oleh negara-negara maju terutama di Eropa. Rostow membagi proses pembangunan ekonomi suatu negara menjadi lima tahap, yaitu tahap perekonomian tradisional, tahap prakondisi tinggal landas, tahap tinggal landas, tahap menuju kedewasaan dan tahap konsumsi massa tinggi .

Menurut pandangan ahli ekonomi klasik seperti Adam Smith, David Ricardo, Thomas Robert Malthus dan John Stuart Mill, ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam serta tingkat teknologi yang digunakan. Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau berkembang apabila jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian tersebut menjadi bertambah besar pada tahun-tahun berikutnya.
2.            Teori Perubahan Struktural
Teori perubahan struktural  menurut Todaro  menitikberatkan pembahasan pada mekanisme transformasi ekonomi yang dialami oleh negara sedang berkembang,  semula lebih bersifat subsisten dan       menitikberatkan pada sektor pertanian menuju ke struktur perekonomian yang lebih modern, yang didominasi oleh sektor industri dan jasa . Pada dasarnya teori tentang perubahan struktural ini menjelaskan fenomena terjadinya perubahan struktur di negara sedang berkembang yang didominasi kegiatan perekonomian pedesaan menuju kepada perekonomian yang berorientasi perkotaan dalam bentuk industri maupun jasa. 

III.   PEMBAHASAN

Pada masa orde baru, pembangunan perekonomian di Indonesia mengalami keterpurukan. Kondisi perekonomian pada masa ini sangat memperihatinkan, sebagai berikut :
a.    Ketidakmampuan Indonesia membayar utang LN US $32 Milyar
b.    Penerimaan ekspor hanya setengah dari pengeluaran untuk impor
c.    Pengendalian anggaran belanja dan pemungutan pajak yang tidak berdaya
d.    Terjadinya Inflasi 30-50 % perbulan
e.    Kondisi prasarana perekonomianya buruk.
Oleh karena itu, mengakibatkan  kesenjangan distribusi yang sangat besar antar individu, daerah, maupun antar provinsi.

Adapun faktor yang dapat mengukur pembangunan kesenjangan antar provinsi, antara lain :

1. PDRB atau pengeluaran konsumsi rata-rata per kapita


Produk Domestic Regional Bruto atas dasar harga konstan 2000,
   Menurut provinsi, 2004-2010 ( Juta Rupiah)
Sumber :BPS

Kesimpulanya :

   “Jika PDRB diatas 2 juta maka dianggap tinggi pendapatan per kapitanya dan jika PDRB dibawah 2 juta maka dianggap rendah pendapatan rata-rata perkapitanya. “
   Jika dilihat dari tabel diatas pendapatan rata-rata per kapita dari 33 provinsi pada tahun 2004-2010 diatas 2 juta, hal ini menunjukan bahwa pendapatan rata-rata perkapita di setiap provinsi tersebut tinggi.

2.  Laju pertumbuhan PDRB



Sumber :BPS

Kesimpulanya :
 “Jika pertumbuhan PDRB diatas 3 % maka dianggap tinggi laju pertumbuhanya dan jika pertumbuhan PDRB dibawah 3% maka dianggap rendah laju pertumbuhanya.” Jika dilihat dari tabel diatas dari keseluruhan rata-rata pertumbuhan tahun 2006-2010 dari setiap provinsi rata-rata diatas 3 %.  Hal ini membuktikan bahwa setiap tahunya pertumbuhan penduduk mengalami peningkatan yang tinggi.

GAMBAR GRAFIK LAJU PERTUMBUHAN PDRB DI SETIAP PROVINSI



   Kita juga bisa lihat laju pertumbuhan PDRB dri grafik diatas. Dari gambar grafik diatas yang mengalami laju pertumubuhan yang paling banyak dan yang paling tinngi yaitu di propinsi nusa tenggara, Maluku dan papua pada tahun 2009 yaitu mencapai 12, 74 %.
  Untuk provinsi sumatera dari tahun 2007,2008, dan 2009 gambar grafik mengalami penurunan, itu menunjukan bahwa pada tahun itu laju pertumbuhan penduduk sedang mengalami penurunan hal ini bisa disebabkan oleh angka kematian yang banyak, dan juga penduduk berpindah tempat ke propinsi lain,  walaupun pada tahun 2010 sempat mengalami kenaikan kembali. Untuk provinsi Jawa , Jawa dan bali mengalami kesamaan dalam gambar grafik diata, persentase laju pertumbuhanya pun hampir sama. Perbedaanya pun sangat tipis hanya berbeda 0,1 % setiap tahunya. untuk daerah Kalimantan, gambar grafiknya selalu naik turun setiap tahunya, hal ini menunjukan bahwa setiap tahunya penduduk di provinsi ini ada yang keluar dan masuk setiap tahunya ini dapat mempengaruhi laju pertumbuhan tersebut.
   Dan untuk daerah Sulawesi selalu mengalami kenaikan penduduk setiap tahunya. persentase angka laju pertumbuhanya selalu meningkat, hal ini menunjukan bahwa daerah ini merupakan propinsi atau daerah yang banyak diminati penduduk untuk bertempat tinggal disini.

3. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

   Indeks pembangunan manusia adalah suatu indikator untuk mengukur perkembangan derajat manusia dari hasil pembangunan ekonomi.

Tabel Indeks Pembangunan Manusia Propinsi dan Nasional,
    1996-2010


      Sumber :BPS

 Kesimpulanya :
“ Indeks Pembangunan Manusia (IPM) suatu provinsi dianggap meningkat jika tingkat kesehatan, tingkat pendidikan dan standar kehidupan pun meningkat. IPM yang tinggi menunjukan suatu keberhasilan pembangunan.” Jika dilihat dari tabel diatas IPM di Indonesia dari tahun 1996-2010 mengalami peningkatan yang cukup tajam setiap tahunya. Ini menunjukan bahwa Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia mengalami keberhasilan pembangunan hal ini terbukti dengan meningkatnya tingkat kesehatan, tingkat pendidikan dan standar kehidupan di Indonesia.


4.  Tingkat Kemiskinan

 Jumlah dan persentase Penduduk Miskin, Garis Kemiskinan, Indeks kedalaman Kemiskinan (P1), dan IndeksKeparahan Kemiskinan (P2) Menurut Provinsi, 2011


Kesimpulan :

“ Semakin tinggi jumlah penduduk per km2 atau perhektar maka semakin kecil kesempatan kerja dan sumber pendapatan, semakin besar pula persentase penduduk yang dibawah garis kemiskinan.” Tabel diatas menunjukan pernyataan seperti itu, kita dapat melihat bahwa jumlah penduduk kemiskinan di Indonesia untuk di kota dan di desa jumlahnya semakin tinggi apalagi jika digabungkan kota+desa jumlah penduduk dibawah garis kemiskinan sangat tinggi sekali. Dengan semakin tingginya jumlah penduduk kemiskinan di Indonesia, maka semakin sempit ladang untuk bertani atau lokasi untuk mendirikan pabrik dan kegiatan ekonomi lainya.  Dengan Kondisi yang seperti ini akan memperburuk keadaan Indonesia dan persentase dibawah garis kemiskinan akan semakin banyak. Pemerintah harus segera bertindak untuk menangani kasus seperti ini , upaya yang harus dilakukan pemerintah yaitu meningkatkan sumber daya manusia (SDM), mengelola sumber daya alam yang ada, semakin memperbanyak lapangan pekerjaan, memberikan program-program yang dapat meringankan beban penduduk masyarakat miskin agar berkurangnya jumlah kemiskinan yang ada di Indonesia.

 5.  Produk Domestik Regional Bruto per provinsi (distribusi   propinsi dalam pembentukan PDB nasional)

                       Sumber : BPS

KESIMPULANYA :
Untuk pendistribusian PDRB wilayah  setiap provinsi di Indonesia tidak merata.
Contohnya :
untuk wilayah sumatera, jawa, jawa dan bali, dan Kalimantan mengalami penurunan ini menunjukan bahwa pendapatan individu perkapita di provinsi tersebut tidak merata.
Sedangkan untuk provinsi Sulawesi dan  nusa tenggara, Maluku dan papua mengalami penigkatan PDRB, hal ini disebabkan di provinsi tersebut pendapatan individu per kapitnya ada kenaikan dan  diimbangi dengan pertumbuhan produksi dan tersedianya lapangan kerja.

POLA DAN PROSES DINAMIKA PEMBANGUNAN EKONOMI
Dapat dipengaruhi oleh :
  1. Faktor Internal
Faktor Internal ini meliputi kondisi fisik (iklim), Lokasi geografis, Jumlah dan kualitas Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia,dll.
  1. Faktor Eksternal
Faktor Eksternal ini meliputi perkembangan teknologi, kondisi perekonomian, politik dunia dan keamanan global.
Keberhasilan ekonomi juga dapat ditentukan oleh : 
1. Orientasi Politik 
2. Sistem Ekonomi 
3. Kebijakan pemerintah dalam pembangunan ekonomi setelah pemerintahan penjajah.
Adapun program Jangka panjang dan jangka pendek untuk mendukung kebijakan antara lain: 
a. Program Jangka Pendek 
  1. Memperkenalkan kebijakan anggaran berimbang (balanced budget policy) 
  2. Pembentukan IGGI 
  3. Melakukan reformasi terhadap sistem perbankan 
  4. Menjadi anggota IMF 
  5. Pemberian peran yang lebih besar kepada bank-bank dan lembaga keuangan lain sebagai “agen pembangunan” 
b. Program  Jangka Panjang terdiri dari tahapan-tahapan REPELITA dan sasaran: 
   1.     Stabilitas perekonomian 
   2.    Pertumbuhan ekonomi 
   3.    Pemerataan hasil pembangunan

Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah
Ada tiga impilikasi pokok dari perencanaan pembangunan ekonomi daerah:
  1. perencanan pembangunan ekonomi daerah yang realistik memerlukan pemahaman tentang hubungan antara daerah dengan lingkungan nasional dimana daerah tersebut merupakan bagian darinya, keterkaitan secara mendasar antara keduanya, dan konsekuensi akhir dari interaksi tersebut.
  2. sesuatu yang tampaknya baik secara nasional belum tentu baik untuk daerah dan sebaliknya yang baik di daerah belum tentu baik secara nasional.
  3. Perangkat kelembagaan yang tersedia untuk pembangunan daerah , misalnya administrasi , proses pengambilan keputusan , otoritas biasanya sangat berbeda pada tingkat daerah dengan yang tersedia pada tingkat pusat. Selain itu , derajat pengendalian kebijakan sangat berbeda pada dua tingkat tersebut. Oleh karena itu perencanaan darah yang efektif harus bisa membedakan apa yang seyogyanya dilakukan dan apa yang dapat dilakukan, dengan menggunakan sumber daya pembangunan sebaik mungkin yang benar-benar dapat dicapai , dan mengambil manfaat dari informasi yang lengkap yang tersedia pada tingkat daerah karena kedekatan para perencananya dengan obyek perencanaan.

Peran Pemerintah dalam Pembangunan Ekonomi Daerah

Ada 4 peran yang diambil oleh pemerintah daerah dalam proses pembangunan ekonomi daerah yaitu :
  • Enterpreneur
Pemerintah daerah bertanggungjawab untuk menjalankan suatu usaha bisnis seperti BUMD yan harus dikelola lebih baik sehingga secara ekonomis menguntungkan.
  • Koordinator
Untuk menetapkan kebijakan atau mengusulkan strategi-strategi bagi pembangunan didaerahnya. Dalam perannya sebagai koordinator , pemerintah daerah bisa juga melibatkan lembaga - lembaga pemerintah lainnya , dunia usaha dan masyarakat dalam penyusunan sasaran - sasaran konsistensi pembangunan daerah dengan nasional ( pusat ) dan menjamin bahwa perekonomian daerah akan mendapatkan manfaat yang maksimum daripadanya.
  • Fasilitator
Pemerintah daerah dapat mempercepat pembangunan melalui perbaikan lingkungan didaerahnya, hal ini akan mempercepat proses pembangunan dan prosedur perencanaan serta pengaturan penetapan daerah yang lebih baik.
  • Stimulator
Pemerintah daerah dapat menstimulasi penciptaan dan pengembangan usaha melalui tindakan - tindakan khusus yang akan mempengaruhi perusahaan-perusahaan untuk masuk ke daerah tersebut dan menjaga agar perusahaan yang telah ada tetap berada di daerah tersebut.

IV. KESIMPULAN :

     Pembangunan ekonomi daerah merupakan salah satu faktor yang dapat membangun kesejahteraan manusia. Karena dengan adanya pembangunan ekonomi daerah  yang terencana dapat mengurangi tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran yang ada di Indonesia. Pembangunan ekonomi daerah ini bertujuan untuk meningkatkan taraf kehidupan manusia dan meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah agar kehidupan masyarakat dapat menjadi lebih baik dan pendapatan masyarakatpun menjadi lebih baik.


v. DAFTAR PUSTAKA :

http://2frameit.blogspot.com/2011/07/landasan-teori-pembangunan-ekonomi_08.html